Sabtu, 19 Maret 2011

FISIOLOGI PERSALINAN KALA III 16:09 Diposkan oleh Bidan Febri Penyebab terpisahnya plasenta dari dinding uterus
adalah kontraksi uterus (spontan atau dengan
stimulus) setelah kala dua selesai. Berat plasenta
mempermudah terlepasnya selaput ketuban, yang
terkelupas dan dikeluarkan. Tempat perlekatan
plasenta menentukan kecepatan pemisahan dan metode ekspulsi plasenta. Selaput ketuban
dikeluarkan dengan penonjolan bagian ibu atau
bagian janin. Pada kala III, otot uterus (miometrium)berkontraksi
mengikuti penyusutan volume rongga uterus setelah
lahirnya bayi. Penyusutan ukuran ini menyebabkan
berkurangnya ukuran tempat perlekatan plasenta.
Karena tempat perlekatan menjadi semkin kecil,
sedangkan ukuran plasenta tidak berubah maka pasenta akan terlipat, menebal dan kemudian lepas
dari dinding uterus. Setelah lepas, plasenta akan turun
ke bagian bawah uterus atau ke dalam vagina.
Setelah janin lahir, uterus mengadakan kontraksi
yang mengakibatkan penciutan permukaan kavum
uteri, tempat implantassi plasenta. Akibatnya, plasenta akan lepas dari tempat implantasinya. PENGERTIAN 1. Kala III merupakan tahap ketiga persalinan yang
berlangsung sejak bayi lahir sampai plasenta
lahir.
2. Persalinan kala tiga dimulai setelah lahirnya bayi
dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput
ketuban. Cara-cara Pelepasan Plasenta :
1. Metode Ekspulsi Schultze Pelepasan ini dapat dimulai dari tengah (sentral) atau
dari pinggir plasenta. Ditandai oleh makin panjang
keluarnya tali pusat dari vagina (tanda ini
dikemukakan oleh Ahfled) tanpa adanya perdarahan
per vaginam. Lebih besar kemungkinannya terjadi
pada plasenta yang melekat di fundus. 2. Metode Ekspulsi Matthew-Duncan Ditandai oleh adanya perdarahan dari vagina apabila
plasenta mulai terlepas. Umumnya perdarahan tidak
melebihi 400 ml. Bila lebih hal ini patologik.Lebih besar
kemungkinan pada implantasi lateral. Apabila plasenta lahir, umumnya otot-otot uterus
segera berkontraksi, pembuluh-pembuluh darah akan
terjepit, dan perdarahan segera berhenti. Pada
keadaan normal akan lahir spontan dalam waktu
lebih kurang 6 menit setelah anak lahir lengkap. Beberapa Prasat untuk mengetahui apakah
plasenta lepas dari tempat implantasinya :
1. Prasat Kustner. Tangan kanan meregangkan atau menarik sedikit tali
pusat. Tangan kiri menekan daerah di atas simfisis.
Bila tali pusat ini masuk kembali ke dalam vagina,
berarti plasenta belum lepas dari dinding uterus. Bila
tetap atau tidak masuk kembali ke dalam vagina,
berarti plasenta lepas dari dinding uterus. Prasat ini hendaknya dilakukan secara hati-hati. Apabila hanya
sebagian plasenta terlepas, perdarahan banyak akan
dapat terjadi. 2. Prasat Strassmann Tangan kanan meregangkan atau menarik sedikit tali
pusat. Tangan kiri mengetok-ngetok fundus uteri. Bila
terasa getaran pada tali pusat yang diregangkan ini
berarti plasenta belum lepas dari dinding uterus. 3. Prasat Klein Wanita tersebut disuruh mengedan. Tali pusat tampak
turun ke bawah. Bila pengedanannya dihentikan dan
tali pusat masuk kembali ke dalam vagina, berarti
plasenta belum lepas dari dinding uterus. Tanda – tanda pelepasan plasenta. Adapun tanda – tanda pelepasan plasenta yaitu :
a. Perubahan bentuk dan tinggi fundus. Setelah bayi lahir dan sebelum miometrium mulai
berkontraksi, uterus berbentuk bulat penuh dan tinggi
fundus biasanya di bawah pusat. Setelah uterus
berkontraksi dan plasenta terdorong ke bawah,
uterus berbentuk segitiga atau seperti buah pear atau
alpukat dan fundus berada di atas pusat. b. Tali pusat memanjang. Tali pusat terlihat menjulur keluar melalui vulva. c. Semburan darah mendadak dan singkat. Darah yang terkumpul di belakang plasenta akan
membantu mendorong plasenta keluar di bantu oleh
gaya gravitasi. Apabila kumpulan darah
(retroplasental pooling) dalam ruang di antara dinding
uterus dan permukaan dalam plasenta melebihi
kapasitas tampungnya maka darah tersembur keluar dari tepi plasenta yang terlepas. Tanda ini kadang – kadang terlihat dalam waktu satu menit setelah bayi
lahir dan biasanya dalam 5 menit. sumber
1. Coad, Jane dan Melvyn Dunstall. (2007). Anatomi
dan Fisiologi untuk Bidan. Jakarta : EGC
2. Saifudin, Abdul Bari. (2002). Ilmu Kebidanan.
Jakarta : YBPSP,
3. Affandi, Biran, dkk, (2007), Asuhan Persalinan Normal, Asuhan Essensial Persalinan (Edisi Revisi),
Jakarta : Jaringan Nasional Pelatihan Klinik,
4. Bobak, Lawdermilk, Jensen, (2005), Keperawatan
Maternitas edisi 4,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar