Sabtu, 19 Maret 2011

Preeklampsia Berat Posted on November 21, 2008 by diyoyen . Categories: Obstetric and gynecology . Pengertian Pre eklampsia berat adalah suatu komplikasi
kehamilan yang ditandai dengan timbulnya hipertensi
160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria dan/
atau edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih. Penatalaksanaan Ditinjau dari umur kehamilan dan perkembangan
gejala-gejala pre eklampsia berat selama perawatan
maka perawatan dibagi menjadi :
1. Perawatan aktif yaitu kehamilan segera diakhiri
atau diterminasi ditambah
pengobatan medisinal. 2. Perawatan konservatif yaitu kehamilan tetap
dipertahankan ditambah
pengobatan medisinal. Perawatan Aktif Sedapat mungkin sebelum perawatan aktif pada
setiap penderita dilakukan pemeriksaan fetal
assesment (NST & USG). 1. Indikasi (salah satu atau lebih)
a. Ibu - Usia kehamilan 37 minggu atau lebih
- Adanya tanda-tanda atau gejala impending
eklampsia, kegagalan terapi
konservatif yaitu setelah 6 jam pengobatan meditasi
terjadi kenaikan
desakan darah atau setelah 24 jam perawatan medisinal, ada gejala-gejala
status quo (tidak ada perbaikan). b. Janin - Hasil fetal assesment jelek (NST & USG)
- Adanya tanda IUGR c. Laboratorium - Adanya “HELLP syndrome ” (hemolisis dan peningkatan fungsi hepar,
trombositopenia). Pengobatan Medisinal Pengobatan medisinal pasien pre eklampsia berat
yaitu : 1. Segera masuk rumah sakit 2. Tirah baring miring ke satu sisi. Tanda vital diperiksa
setiap 30 menit, refleks patella setiap jam. 3. Infus dextrose 5% dimana setiap 1 liter diselingi
dengan infus RL (60-125cc/jam) 500 cc. 4. Antasida 5. Diet cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan
garam. 6. Pemberian obat anti kejang : magnesium sulfat 7. Diuretikum tidak diberikan kecuali bila ada tanda-
tanda edema paru, payah jantung kongestif atau
edema anasarka. Diberikan furosemid injeksi 40 mg/
im. 8. Antihipertensi diberikan bila : Desakan darah sistolis lebih 180 mmHg, diastolis lebih
110 mmHg atau MAP lebih 125 mmHg. Sasaran
pengobatan adalah tekanan diastolis kurang 105
mmHg (bukan kurang 90 mmHg) karena akan
menurunkan perfusi plasenta.
Dosis antihipertensi sama dengan dosis antihipertensi pada umumnya.
Bila dibutuhkan penurunan tekanan darah
secepatnya, dapat diberikan obat-obat antihipertensi
parenteral (tetesan kontinyu), catapres injeksi. Dosis
yang biasa dipakai 5 ampul dalam 500 cc cairan infus
atau press disesuaikan dengan tekanan darah. Bila tidak tersedia antihipertensi parenteral dapat
diberikan tablet antihipertensi secara sublingual
diulang selang 1 jam, maksimal 4-5 kali. Bersama
dengan awal pemberian sublingual maka obat yang
sama mulai diberikan secara oral. 9. Kardiotonika
Indikasinya bila ada tanda-tanda menjurus payah
jantung, diberikan digitalisasi cepat dengan cedilanid
D.
10. Lain-lain : Konsul bagian penyakit dalam / jantung, mata.
Obat-obat antipiretik diberikan bila suhu rektal lebih
38,5 derajat celcius dapat dibantu dengan pemberian
kompres dingin atau alkohol atau xylomidon 2 cc IM.
Antibiotik diberikan atas indikasi. Diberikan ampicillin
1 gr/6 jam/IV/hari. Anti nyeri bila penderita kesakitan atau gelisah
karena kontraksi uterus. Dapat diberikan petidin HCL
50-75 mg sekali saja, selambat-lambatnya 2 jam
sebelum janin lahir. Pemberian Magnesium Sulfat Cara pemberian magnesium sulfat : 1. Dosis awal sekitar 4 gram MgSO4 IV (20 % dalam 20
cc) selama 1 gr/menit kemasan 20% dalam 25 cc
larutan MgSO4 (dalam 3-5 menit). Diikuti segera 4 gr di
bokong kiri dan 4 gram di bokong kanan (40 % dalam
10 cc) dengan jarum no 21 panjang 3,7 cm. Untuk
mengurangi nyeri dapat diberikan 1 cc xylocain 2% yang tidak mengandung adrenalin pada suntikan IM. 2. Dosis ulangan : diberikan 4 gram intramuskuler 40%
setelah 6 jam pemberian dosis awal lalu dosis
ulangan diberikan 4 gram IM setiap 6 jam dimana
pemberian MgSO4 tidak melebihi 2-3 hari. 3. Syarat-syarat pemberian MgSO4 Tersedia antidotum MgSO4 yaitu calcium gluconas
10%, 1 gram (10% dalam 10 cc) diberikan intravenous
dalam 3 menit.
Refleks patella positif kuat
Frekuensi pernapasan lebih 16 kali per menit.
Produksi urin lebih 100 cc dalam 4 jam sebelumnya (0,5 cc/kgBB/jam). 4. MgSO4 dihentikan bila 7) Ada tanda-tanda keracunan yaitu kelemahan otot,
hipotensi, refleks fisiologis menurun, fungsi jantung
terganggu, depresi SSP, kelumpuhan dan selanjutnya
dapat menyebabkan kematian karena kelumpuhan
otot-otot pernapasan karena ada serum 10 U
magnesium pada dosis adekuat adalah 4-7 mEq/liter. Refleks fisiologis menghilang pada kadar 8-10 mEq/
liter. Kadar 12-15 mEq terjadi kelumpuhan otot-otot
pernapasan dan lebih 15 mEq/liter terjadi kematian
jantung.
Bila timbul tanda-tanda keracunan magnesium sulfat - Hentikan pemberian magnesium sulfat
- Berikan calcium gluconase 10% 1 gram (10% dalam
10 cc) secara IV dalam waktu 3 menit.
- Berikan oksigen.
- Lakukan pernapasan buatan. Magnesium sulfat dihentikan juga bila setelah 4 jam
pasca persalinan sudah terjadi perbaikan
(normotensif). Pengobatan Obstetrik
Cara Terminasi Kehamilan yang Belum Inpartu 1. Induksi persalinan : tetesan oksitosin dengan syarat
nilai Bishop 5 atau lebih dan dengan fetal heart
monitoring. 2. Seksio sesaria bila : Fetal assesment jelek
Syarat tetesan oksitosin tidak dipenuhi (nilai Bishop
kurang dari 5) atau adanya kontraindikasi tetesan
oksitosin.
12 jam setelah dimulainya tetesan oksitosin belum
masuk fase aktif. Pada primigravida lebih diarahkan untuk dilakukan terminasi dengan seksio sesaria. Cara Terminasi Kehamilan yang Sudah Inpartu
Kala I 1. Fase laten : 6 jam belum masuk fase aktif maka
dilakukan seksio sesaria. 2. Fase aktif : Amniotomi saja Bila 6 jam setelah amniotomi belum terjadi
pembukaan lengkap maka dilakukan seksio sesaria
(bila perlu dilakukan tetesan oksitosin). Kala II Pada persalinan per vaginam maka kala II
diselesaikan dengan partus buatan. Amniotomi dan
tetesan oksitosin dilakukan sekurang-kurangnya 3
menit setelah pemberian pengobatan medisinal. Pada
kehamilan 32 minggu atau kurang; bila keadaan
memungkinkan, terminasi ditunda 2 kali 24 jam untuk memberikan kortikosteroid. Perawatan Konservatif 1. Indikasi : Bila kehamilan preterm kurang 37 minggu
tanpa disertai tanda-tanda inpending eklampsia
dengan keadaan janin baik. 2. Pengobatan medisinal : Sama dengan perawatan
medisinal pada pengelolaan aktif. Hanya loading dose
MgSO4 tidak diberikan intravenous, cukup
intramuskuler saja dimana 4 gram pada bokong kiri
dan 4 gram pada bokong kanan. 3. Pengobatan obstetri : Selama perawatan konservatif : observasi dan
evaluasi sama seperti perawatan aktif hanya disini
tidak dilakukan terminasi. MgSO4 dihentikan bila ibu sudah mempunyai tanda-
tanda pre eklampsia ringan, selambat-lambatnya
dalam 24 jam.
Bila setelah 24 jam tidak ada perbaikan maka
dianggap pengobatan medisinal gagal dan harus
diterminasi. Bila sebelum 24 jam hendak dilakukan tindakan maka
diberi lebih dahulu MgSO4 20% 2 gram intravenous. 4. Penderita dipulangkan bila : Penderita kembali ke gejala-gejala / tanda-tanda pre
eklampsia ringan dan telah dirawat selama 3 hari.
Bila selama 3 hari tetap berada dalam keadaan pre
eklampsia ringan : penderita dapat dipulangkan dan
dirawat sebagai pre eklampsia ringan (diperkirakan
lama perawatan 1-2 minggu).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar