Sabtu, 19 Maret 2011

PERSALINAN FISIOLOGIS KALA I
FASE AKTIF Maret 13, 2009 @ 00:49 › ayurai ASUHAN KEBIDANAN
PADA NY. A MULTIGRAVIDA 39 – 40 MINGGU PERSALINAN FISIOLOGIS KALA I FASE AKTIF BAB II
LANDASAN TEORI ASUHAN PERSALINAN NORMAL A. Definisi
Persalinan normal adalah suatu proses
pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta)
yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar
kandungan melalui jalan lahir secara spontan
dengan presentasi belakang kepala dan tanpa komplikasi. B. Sebab – Sebab Mulainya Persalinan Sebab –sebab mulainya persalinan belum diketahui secara pasti. Banyak faktor yang
memegang peranan dan bekerjasama sehingga
terjadi persalinan. Beberapa teori yang dikemukakan sebagai
penyebab persalinan ialah :
1. Penurunan kadar progesteron
Progesterone menimbulkan relaksasi otot-otot
rahim, sebaliknya estrogen meninggikan
kerenggangan otot rahim. Selama kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar
progesterone dan estrogen di dalam darah, tetapi
pada akhir kehamilan kadar progesterone
menurun sehingga timbul his. 2. Teori oxytocin
Pada akhir kehamilan kadar oxytocin bertambah
oleh karena itu timbul kontraksi otot-otot rahim. 3. Ketegangan otot-otot
Seperti halnya dengan kandung kencing dan
lambung, bila dindingnya terenggang oleh karena
isinya. 4. Pengaruh janin / fetal cortisol
Hypofise dan kelenjar suprarenal janin rupa-
rupanya juga memegang peranan, oleh karena
itu pada anenchepalus kehamilan sering lebih
lama dari biasa.
5. Teori prostaglandin Prostaglandin yang dihasilkan oleh desidua,
disangka menjadi salah satu penyebab
permulaan persalinan. Hasil dari percobaan
menunjukkan bahwa prostaglandin F2 atau E2
yang diberikan secara intravena, intra dan ekstra
amnial menimbulkan kontraksi myometrium pada setiap umur kehamilan. Hal ini juga
disokong dengan adanya kadar prostaglandin
yang tinggi baik dalam air ketuban maupun
darah perifer pada ibu-ibu hamil sebelum
melahirkan atau selama persalinan. C. Tanda dan Gejala Inpartu
Gejala persalinan sebagai berikut :
1. Kekuatan his makin sering terjadi dan teratur
dengan jarak kontraksi yang semakin pendek. 2. Dapat terjadi pengeluaran pembawa tanda,
yaitu :
• pengeluaran lendir • lendir bercampur darah 3. Dapat disertai ketuban pecah. 4. pada pemeriksaan dalam, dijumpai perubahan
serviks :
• Perlukaan cervix • Pendataran cervix • Pembukaan cervix D. Batasan Berlangsungnya Persalinan Normal
Partus dibagi menjadi 4 kala, yaitu :
1. KALA I
Batasan
persalinan kala I (satu) dimulai dari pembukaan
1cm sampai 10cm (lengkap). Fase-fase persalinan kala I
Kala I fase laten :
• pembukaan cervix kurang dari 3 cm • cervix membuka perlahan selama fase ini • fase laten biasanya berlangsung tidak lebih dari 8 jam
Kala I fase aktif :
• pembukaan cervix 4 cm sampai 10 cm. • his dalam fase ini lebih kuat dan cervix membuka lebih cepat.
• Fase aktif tidak boleh berlangsung dari 7 jam 2. KALA II
Batasan
Persalinan kala II dimulai ketika pembukaan
lengkap sampai lahirnya seluruh tubuh janin.
Tanda dan gejala persalinan kala II
Didapatkan hal-hal berikut ini: • ibu ingin meneran • perineum menonjol • vulva dan anus membuka • meningkatnya pengeluaran darah dan lendir • kepala telah turun di dasar panggul. Diagnosis pasti persalinan kala II adalah bila saat
dilakukan pemeriksaan dalam didapatkan:
• pembukaan cervix lengkap • kepala bayi terlihat pada introitus vagina. 3. KALA III
Batasan
Persalinan kala III (tiga) dimulai setelah bayi lahir
sampai plasenta lahir. Normalnya pelepasan
plasenta berkisar ± 15-30 menit setelah bayi
lahir. Fisiologi dan penatalaksanaan kala III
Pada persalinan kala III myometrium akan
berkontraksi mengikuti berkurangnya ukuran
rongga uterus secara tiba-tiba setelah lahirnya
bayi. Pengurangan ukuran uterus ini
menyebabkan pula berkurangnya ukuran tempat perlekatan plasenta. Karena tempat perlekatan
menjadi kecil sedangkan ukuran plasenta tidak
berubah, maka plasenta akan terlepas dari
dinding uteri setelah plasenta terpisah, ia akan
turun ke segmen bawah rahim. Tanda-tanda pelepasan plasenta
• Bentuk uterus globuler • Tali pusat bertambah panjang (tanda afeld) • Semburan darah tiba-tiba. Cara pelepasan plasenta ada 2 :
1. Secara Schultze
Pelepasan dimulai pada bagian tengah dari
plasenta dan terjadi hematoma retroplasentair
yang selanjutnya mengangkat plasenta dari
dasarnya. Plasenta dengan hematoma diatasnya sekarang jatuh kebawah dan menarik lepas
selaput janin. Bagian plasenta yang tampak pada
vulva adalah permukaan foetal sedangkan
hematoma sekarang berada dalam kantong yang
berputar balik. Pada pelepasan secara schultze
tidak ada perdarahan sebelum plasenta lahir atau sekurang-kurangnya terlepas seluruhnya.
Baru seluruh plasenta lahir darah sekonyong-
konyong mengalir. Pelepasan secara schultze
paling sering kita jumpai. 2. Secara Ducan
Pelepasan dimulai dari pinggir plasenta. Darah
mengalir antara selaput janin dan dinding rahim,
jadi perdarahan sudah ada sejak sebagian dari
plasenta lepas dan terus berlangsung sampai
plasenta lepas secara keseluruhan. Pelepasan secara ducan sering terjadi pada plasenta letak
rendah. 4. KALA IV
Batasan
Persalinan kala IV dimulai setelah lahirnya
plasenta sampai 1 jam setelah itu. Pemantauan pada kala IV :
• kelengkapan plasenta dan selaput ketuban • perkiraan pengeluaran darah • laserasi atau luka episiotomi pada perineum dengan perdarahan aktif.
• Keadan umum dan tanda-tanda vital ibu. E. Mekanisme Persalinan Normal KALA II Saat pembukaan lengkap seiring dengan adanya
his ibu ingin meneran, perineum menonjol, vulva
dan anus membuka. Maka ibu dipimpin mengejan
sambil mendukung/memuji usaha ibu. Apabila
tidak ada his ibu dianjurkan istirahat. Apabila
ketuban belum pecah maka lakukan amniotomi pada saat tidak ada his. Pada saat kepala janin
kelihatan di vulva dengan diameter 5-6 cm,
handuk bersih dipasang diatas perut ibu untuk
mengeringkan janin. Melekkan kain bersih dilipat
1/3 bagian di bawah bokong ibu. Saat subocciput
tampak di bawah symphisis, tangan kanan menahan perineum untuk menjaga supaya tidak
terjadi rupture dan tangan kiri menahan puncak
kepala supaya tidak terjadi defleksi terlalu cepat.
Setelah kepala lahir kita tunggu sampai kepala
janin melakukan putar paksi luar secara spontan.
Setelah kepala janin menghadap salah satu paha ibu, tangan kanan berada diatas dan tangan kiri
berada dibawah kepala janin, kepala kita pegang
secara biparietal kemudian dielevasi kebawah
sampai bahu depan lahir kemudian elevasi
keatas sampai bahu belakang lahir. Setelah itu
tangan kanan pindah menyangga kepala, leher dan bahu sedangkan tangan kiri menelusuri
punggung, bokonng sampai menjepit kedua
tungkai janin, maka lahirlah seluruh tubuh janin.
Setelah itu kita nilai secara sepintas gerak, tangis
dan warna kulit. Kemudian kita klem tali pusat
dengan jarak ± 3 cm dari umbilicus, kemudian kita urut kearah maternal lalu kita klem dengan
jarak ± 2cm dari klem I. kemudian tali pusat kita
potong dengan tangan kiri melindingi tubuh bayi
dari gunting. Setelah itu kita ikat tali pusat dengan
jarak ± 1 cm dari umbilical. KALA III
Memeriksa fundus uteri untuk memastikan
kehamilan tunggal/ganda. Setelah itu suntik
oxytocin 10 IU secara IM pada bagian luar paha
kanan 1/3 atas dengan jangka waktu kurang
dari 2 menit setelah bayi lahir. Kekemudian melakukan penegangan tali pusat terkendali.
Klem dipindah dengan jarak kurang lebih 5 cm
dari vulva. Apabila tali pusat bertambah panjang,
uterus globuler dan ada semburan darah berarti
plasenta sudah lepas, maka kita lakukan PTT,
tangan kanan menarik plasenta sedang tangan kiri menekan uterus kearah dorsokranial. Setelah
plasenta divulva, plasenta dipegang den kedua
tangan kemudian kita putar searah jarum jam
sampai plasenta lahir seluruhnya. Setelah
plasenta lahir tangan kiri memeriksa kontraksi
uterus (masase) dan memeriksa kandung kencing. Sedangkan tangan kanan memeriksa
kelengkapan plasenta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar